Ini adalah sebuah cerita seru saat pertama kali saya mendapat
kendaraan pribadi
Beberapa
semester yang lalu, jika ingin bepergian keluar rumah biasanya saya menaiki
kendaraan umum karena tidak memiliki kendaraan pribadi. Jadi saya harus
berjalan sedikit untuk mencapai rute kendaraan umum tersebut. Di jakarta
sekarang ini jika tidak memiliki kendaraan pribadi itu rasanya kurang lengkap
karena sudah menjadi kebutuhan dengan aktifitas kuliah dan sebagainya.
Apalagi
saat saya pulang malam, angkutan di kalimalang ke arah rawamangun daerah rumah
saya itu hampir tidak ada. Jadi saya harus melakukan rute panjang sebelum tiba
di rumah.
Selama
itu saya jalani, rasanya sungguh melelahkan dan sangat memakan waktu, serta
tidak efektif jika sedang dalam kondisi darurat dan terburu-buru.
Lama sudah saya jalani semua itu,
akhirnya ada kabar baik. Kedua orang tua saya memberikan saya sebuah kendaraan
pribadi, karena mungkin merasa khawatir dan sangat menyulitkan saya jika hanya
menggunakan kendaraan umum. Namun disisi lain, kendaraan tersebut berupa motor
dan kesulitannya adalah motor tersebut berupa motor besar dengan menggunakan
kopling, karena biasanya saya hanya mencoba motor matic yang hanya tinggal gas
saja. Saya hanya bisa bersyukur dan berusaha untuk bisa mengendarainya.
Jadi ketika itu kendaraan tersebut
sudah tiba dan berada di tempat kerja kedua orang tua saya, namun saya sedang
kuliah dan mengerjakan tugas sampai malam. Pada waktu itu kira-kira pukul
9malam saya pulang dengan kendaraan umum, dan yang paling menyulitkan kondisi
saat itu adalah hujan deras. Jadi saya harus berlari-larian untuk mengejar
angkutan tsb. Perjalanan panjang saya tempuh dari bekasi hingga rawamangun
melewati kampung melayu hampir 2 jam lamanya karena hujan agak macet dan hampir
banjir karena intensitas hujan nya demi menuju tempat kendaraan tersebut karena
ingin dibawa pulang kerumah, karena ayah saya tidak bisa mengendarainya juga
jadi saya yang harus mencoba kendaraan itu dahulu. Akhirnya pukul 11 saya tiba
di tempat kerjaan ayah saya, dengan sedikit basah kuyup dan kedinginan serta
masuk angin saya beranikan diri untuk mengendarai motor tersebut. Dengan beban
yang cukup berat hampir 140kg, saya bawa pulang kendaraan itu, untung saja
jarak tempat kerjaan ke rumah saya cukup dekat dan jalan biasa. Akhirnya saya
bisa mengendarai kendaraan tersebut dengan feeling dan omongan-omongan teman
saya. Meskipun sering mati-mati mesinnya saya coba terus dan saya berusaha
untuk bisa menggunakannya. Dan akhirnya sampai dirumah, dengan terus bersyukur
saya bisa mendapatkan kesempatan ini.
Selang
beberapa minggu saya dengan mudah mengendarainya dengan lancar, akhir kata saya
mendapat hikmah bahwa jika kita mau berusaha pasti ada jalan keluar dari
masalah apapun dan kondisi apapun. Terima Kasih